suarasolo Portal informasi teknologi, game dan android
Perbedaan C Band, Ku Band dan Ka Band – Sistem komunikasi menggunakan satelit merupakan salah satu infrastruktur broadband multimedia di berbagai negara.
Indonesia sudah memulai penggunaan teknologi satelit di era zaman presiden Soeharto dengan peluncuran satelit palapa.
Saat itu hanya sedikit negara yang memiliki satelit sendiri sebagai penunjang infrastruktur komunikasi.
Penggunaan teknologi satelit ini sering kali ditemui beberapa istilah seperti halnya LNB.
Apakah LNB itu ?
LNB (Low Noise Block Down Converter) adalah alat penangkap sinyal dan mengubah sinyal tersebut untuk diolah receiver.
Terdapat beberapa tipe LNB seperti LNB C Band, LNB S Band, LNB Ku Band dan LNB Ka Band. Meski terdengar hampir sama perangkat ini memiliki fungsi yang berbeda beda.
Terus apakah fungsi dan perbedaan LNB C Band, LNB Ku Band dan LNB S Band ?
LNB C Band
Pita frekuensi C atau C Band adalah satuan spektrum frekuensi yang paling awal digunakan pada satelit. Sebagai penangkap frekuensi ini digunakanlah alat LNB C Band.
LNB C Band memiliki spesifikasi penggunaan sebagai berikut :
- Untuk menangkap sinyal dengan frekuensi 2,5 – 4,2 GHz
- Polaritas LNB Horizontal dan Vertikal
- LNB C Band memiliki ukuran lebih besar daripada LNB lain
- Tidak terpengaruh dengan cuaca
- Penerimaan frekuensi di bawah 9999
LNB C Band berbentuk tabung mini yang memanjang. LNB ini sering digunakan pada parabola ukuran besar seperti parabola jaring / mesh.
Banyak channel yang bisa ditangkap menggunakan parabola dengan LNB C Band. Bagusnya lagi bisa gratis ditonton seterusnya seperti siaran Asiasat, Measat dan Chinasat dll.
Baca Juga : Nomor WA K-Vision Terbaru
Kelemahan LNB C Band adalah sering terjadi gangguan dengan sistem microwave terestrial. Hal ini dikarenakan LNB C Band memiliki frekuensi yang sama dengan microwave terestrial.
Satelit Merah Putih milik Indonesia yang diluncurkan pada tahun 2018 juga menggunakan frekuensi C Band ini.
LNB S Band
LNB S Band memiliki bentuk seperti piring mangkuk. Penggunaan LNB S Band biasa digunakan pada parabola ukuran mini.
LNB ini mudah sekali terganggu dengan beberapa sinyal lokal seperti WiFi. Beberapa provider Indonesia yang menggunakan jenis LNB ini adalah MNC Group (berbayar).
Kelebihan dari LNB S Band adalah lebih tahan terhadap cuaca buruk seperti hujan dan badai.
LNB Ku Band
Ku Band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan cakupan frekuensi 10 hingga 13 GHz. Alat penangkap frekuensi ini adalah LNB Ku Band.
LNB Ku Band memiliki spesifikasi kelebihan dan kelemahan berikut:
- Untuk menangkap sinyal dengan frekuensi 10 – 13 GHz
- Polaritas LNB Horizontal dan Vertikal
- Ukuran bervariasi ada yang kecil dan lumayan besar
- Sinyal sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca
LNB Ku Band memiliki bentuk seperti halnya LNB C Band namun ukurannya lebih kecil. LNB Ku Band sering digunakan pada parabola ukuran mini.
Terdapat beberapa channel yang bisa ditangkap dengan LNB Ku Band hingga channel luar negeri seperti Koreasat, Chinasat, Measat, Thaicom.
Telkom Indonesia sendiri menggunakan frekuensi Ku Band pada satelit Telkom 3S dengan 49 transponder.
LNB Ka Band
Ka Band adalah bagian dari spektrum elektromagnetik dengan frekuensi mencapai 30 GHz. Alat penangkap sinyal ini adalah LNB Ka Band.
- Untuk menangkap sinyal dengan frekuensi 20 – 30 GHz
- Memilki bandwidth lebih besar dibanding C Band dan Ku Band
Perbedaan C Band dan Ku Band
Setelah melihat beberapa penjelasan LNB C Band, Ku Band, S Band dan Ka Band mungkin terlintas manakah yang LNG yang lebih baik.
Lebih Bagus mana antara LNB C Band, S Band, Ku Band dan Ka Band ?
Semuanya disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan pelanggan. Namun jika masih bingung sangat direkomendasikan menggunakan C Band atau Ka Band terutama jika berada di wilayah yang cukup terpencil.
Untuk lebih detail penjelasan LNB yang tepat sesuai wilayah bisa ditanyakan pada toko atau teknisi setempat untuk mendapat referensi akurat.
Akhir
Demikian artikel tentang Perbedaan C Band dan Ku Band Serta S Band, Ka Band. Semoga bermanfaat.
